Kota Palu merupakan Ibu kota dari Provinsi Sulawesi Tengah. Diketahui bahwa setiap kota di Indonesia memiliki landmark atau ikon-ikon kota masing-masing, tak terkecuali di Kota Palu.
Kota Palu memiliki beberapa landmark yang megah dan ikonik. Mulai dari ruang publik, tugu, infrastruktur yang modern, hingga bangunan bersejarah yang memiliki daya tarik tersendiri. Salah satunya adalah Tugu Nol Kilometer.
Tugu Nol Kilometer ini berada di antara Jalan Sultan Hasanuddin dan Jalan Jenderal Sudirman, serta memiliki filosofi Sambulu Gana, di puncak dari tugu diletakkan mutiara yang cukup besar.
Tugu ini menampilkan filosofi Sambulu Gana dan dipandang perlu karena artinya dalam adat, kuat sehingga dibandingkan simbol adat di Tanah Kaili. Sambulu Gana sangat tepat ditempatkan di titik nol, karena dimaksudkan dimana sebuah tugu berada di pusat Kota Palu.
Tugu ini memiliki tinggi 17 meter, dimana angka 17 tersebut merupakan arti dari tanggal hari Kemerdekaan Republik Indonesia dengan struktur bangunan berbentuk dulang yang terbuat dari tembaga, serta dikelilingi oleh kolam yang berbentuk segitiga mengikuti sirkulasi kendaraan di sekitar dan penambahan elemen air menambah kesan sejuk pada area tugu.
Indonesia adalah negara yang tidak pernah kehabisan destinasi wisata indah di seluruh wilayahnya, termasuk Kota Palu. Kota ini memiliki beberapa destinasi wisata yang menarik untuk dikunjungi. Salah satunya adalah Sumur Pusentasi.
Menurut beberapa sumber, Pusentasi merupakan sebuah sumur raksasa yang terbentuk secara alami dengan diameter 10 meter dan kedalaman 7 meter. Tempat ini disebut pusentasi lantaran air yang berada di dalam sumur tersebut memiliki rasa asin dan warna yang jernih seperti air laut.
Bahkan, tempat ini dijadikan sebagai destinasi wisata dengan keindahan alam yang mampu menghipnotis bagi siapapun yang datang ke Sumur Pusentasi. Di tempat ini, Anda dapat berenang, namun harus memiliki keahlian yang khusus. Selain itu, terdapat mitos bahwa air di Sumur Pusentasi dapat menyembuhkan berbagai penyakit kulit.
Sulawesi Tengah merupakan sebuah wilayah yang terkenal dengan pemandangan alam yang sangat menakjubkan. Selain memiliki berbagai objek wisata yang banyak, Palu juga memiliki oleh-oleh khas dan sangat wajib untuk dibawa pulang ke kota asal. Salah satunya adalah Sarung Donggala.
Sarung Donggala merupakan salah satu kerajinan tenun tradisional yang diproduksi oleh masyarakat asli dari Donggala. Ciri khas dari sarung ini terdapat pada tekstur sarung yang lebih halus. Hal ini disebabkan karena menggunakan teknik yang tradisional dari tangan yang sangat terampil di bidangnya.
Kualitas dari Sarung Donggala sangat istimewa sehingga Anda tidak perlu khawatir. Selain itu, motif yang digunakan juga lebih unik dan cantik. Tak hanya dikenal oleh masyarakat Donggala saja, tetapi sudah terkenal hingga seluruh Nusantara.
Adapun harga yang ditawarkan dari sarung ini cukup mahal. Hal tersebut tergantung pada bahan dan motif yang Anda pilih. Tentunya akan sebanding, mengingat pembuatannya juga secara tradisional dan butuh waktu yang lama.
Melihat kondisi tersebut tentu menjadi peluang bagi para pengusaha barang atau logistik khususnya yang menunjang pelaku usaha tersebut. Meskipun berada jauh dari kota-kota besar seperti kawasan Jakarta namun pengiriman barang ke Palu tidak akan mengalami hambatan.
Anda bisa mengirimkan barang dan kargo ke Palu dengan ongkos pengiriman barang yang murah, melalui Trawlpack Anda dapat mengirimkan barang dari Bandung ke Palu dengan harga Rp 11500/kg dan minimal pengiriman 10 kg.
Trawlpack merupakan salah satu layanan dari Trawlbens Indonesia. Trawlbens melayani berbagai jenis pengiriman seperti jasa pengiriman barang, pengiriman kargo, hingga pengiriman motor ke seluruh wilayah Indonesia.
Berdasarkan data yang dihimpun dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Palu, menyatakan bahwa pembangunan manusia di kota ini terus meningkat dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir.
Adapun Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Palu meningkat dari 78,10 pada tahun 2011 menjadi 81,70 di tahun 2021. Diketahui saat ini, pembangunan manusia di Kota Palu masuk klasifikasi “Sangat Tinggi” dan tertinggi kedua setelah Kota Makassar di Pulau Sulawesi.
Selain itu, tingkat pengangguran terbuka di Kota Palu pada Agustus 2020 mengalami peningkatan sebesar 8,38 persen. Angka tersebut lebih besar daripada tingkat pengangguran terbuka di Sulawesi Tengah pada 2021 yang hanya sebesar 3,73 persen.
Sementara angka kemiskinan di Kota Palu pada tahun 2020 tercatat sebesar 6,80 persen. Angka tersebut merupakan yang paling rendah diantara kabupaten atau kota di Provinsi Sulawesi Tengah.